UPT BLK Surabaya Tetap Eksis di Tengah Pandemi Covid-19
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena saat memimpin Kunjungan Kerja Reses Komisi IX DPR RI mengunjungi UPT BLK Surabaya di Surabaya, Jatim, Senin (15/12/2020). Foto: Jaka/FTR
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena menilai, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Latihan Kerja Surabaya masih tetap eksis di tengah pandemi Covid-19. Terbukti, pelatihan tetap berjalan dengan tetap menjaga protokol kesehatan dan tidak ada yang terjangkit kasus positif Covid-19.
"Kita melihat bagaimana sektor ketenagakerjaan di Jawa Timur ini harus mampu mengatasi masalah ketenagakerjaan. Sehingga dampak yang paling buruk dari Covid-19 ini bisa kita hindari. Di sisi lain, kondisi ini justru ada hal positifnya, karena kita bisa mempersiapkan dulu para tenaga kerja dalam rangka merespon dinamika dunia kerja pasca-Covid-19,” ujar Melki, sapaan akrabnya, saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi IX DPR RI mengunjungi UPT BLK Surabaya di Surabaya, Jatim, Senin (15/12/2020).
Menurut politisi Fraksi Partai Golkar ini, UPT BLK Surabaya masih memiliki beberapa kekurangan, seperti alat-alat praktek yang berumur tua, sehingga harus sudah diganti sesuai dengan perkembangan kondisi dan zaman sekarang. Lalu, instruktur juga harus perlu diperhatikan dan perlu dipastikan bagaimana mereka dilatih sesuai dengan potensi mereka.
"Di Jawa Timur instruktur yang ada banyak yang sudah berumur, tentu ini perlu ada penambahan orang-orang baru, mengingat instruktur berperan penting dalam rangka melatih para calon pekerja agar trampil dan bisa sesuai dengan kebutuhan pasar atau industri. Kemudian juga perlu dipikirkan bagaimana akses para calon pekerja ke beberapa perusahaan, supaya mereka bisa bekerja untuk mengabdi, itu juga pekerjaan yang harus dilakukan,” ujar legislator dapil Nusa Tenggara Timur II itu.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadisnakertrans) Provinsi Jawa Timur Himawan Estu Bagijo, mengakui, memang Sumber Daya Manusia terkait instruktur jadi problem di BLK Surabaya. Setiap tahunnya, pihaknya selalu minta penambahan jumlah SDM.
"Kami memang dalam setahun hanya dapat mengajukan penambahan SDM instruktur hanya 1 kali. Walaupun begitu, kami tetap berterima kasih karena BLK kami selalu mendapat paling banyak, tiap tahun bisa 31 orang khusus instruktur, angka segitu sudah luar biasa buat kami,” ujar Himawan.
Kemudian, mengenai output lulusan BLK Surabaya dengan dunia usaha sudah sangat baik. Terbukti dengan setiap tahunnya ada penambahan kerja sama dengan pihak perusahaan. “Saya selalu bilang kepada para Kepala BLK, saya tidak mau dari tahun ketahun kerja sama dengan perusahaan-perusaahan yang itu terus, kalau saya lihat tidak ada penambahan, berarti sampeyan tidak kerja, harus ada penambahan atau ganti,” imbuh Himawan.
Selain itu, semua lulusan BLK sudah ter-tracing dan terkoneksi dengan Disnakertrans. Sehingga, alumni-alumni yang sudah sukses dan berhasil bisa menjadi mentor, bahkan menjadi tempat magang untuk para peserta BLK. "Jadi kita di BLK tidak hanya berfokus pada output, tapi juga outcome. Kami berharap lulusan ini setelah tersertifikasi juga terpantau terhadap akses kerjanya. Bahkan lulusan-lulusan tertentu kami biasanya sudah ada pesanan, seperti nge-las dan servis sepeda motor,” tutupnya. (jk/sf)